Senin, 04 April 2016

Produksi Media 3 Dimensi



Produksi Media Tiga Dimensi
Rabu, 30 Maret 2016
    A.    Pengertian Media Tiga Dimensi
Media adalah sebuah alat yang mempunyai fungsi menyampaikan pesan (Bovee, 1997). Media pembelajaran adalahsebuah alat yang berfungsi dan digunakan untuk menyampaikan pesan pembelajaran.[1]
Media pembelajaran itu salah satunya berupa media pembelajaran tiga dimensi, yaitu media yang tampilannya dapat diamati dari arah pandang mana saja dan mempunyai dimensi panjang, lebar, dan tinggi/tebal. Media tiga dimensi juga dapat diartikan sekelompok media tanpa proyeksi yang penyajiannya secara visual tiga dimensi. Kelompok media ini dapat berwujud sebagai benda asli baik hidup maupun mati, dan dapat berwujud sebagai tiruan yang mewakili aslinya.
Media tiga dimensi adalah media yang berupa model, boneka atau benda sesungguhnya. Model adalah tiruan tiga dimensional dari beberapa objek nyata yang terlalu besar, terlalu jauh, terlalu kecil, terlalu mahal, terlalu jarang atau terlalu ruwet untuk dibawa ke dalam kelas dan dipelajari siswa dalam wujud aslinya.
Benda asli ketika akan difungsikan sebagai media pembelajaran dapat dibawa langsung ke kelas, atau siswa sekelas dikerahkan langsung ke dunia sesungguhnya di mana benda asli itu berada. Apabila benda aslinya sulit untuk dibawa ke kelas atau kelas tidak mungkin dihadapkan langsung ke tempat di mana benda itu berada, maka benda tiruannya dapat pula berfungsi sebagai media pembelajaran yang efektif. Media tiga dimensi yang dapat diproduksi dengan mudah, adalah tergolong sederhana dalam penggunaan dan pemanfaatannya, karena tanpa harus memerlukan keahlian khusus, dapat dibuat sendiri oleh guru, bahannya mudah diperoleh di lingkungan sekitar.
            Media tiga dimensi dapat digolongkan jenis-jenisnya, adapun jenis-jenisnya sebagai berikut:
1.      Model Padat
Yaitu memperlihatkan bagian permukaan luar dari pada objek dan sering kali membuang bagian-bagian yang membingungkan gagasan-gagasan utamanya dari bentuk, warna dan susunannya. Contoh model padat yaitu boneka, bendera, bola, anatomi manusia. Guna model padat untuk membantu dan melayani para siswa sebagai informasi berbagai pengetahuan agar siswa lebih paham dalam pelajaran.
Dalam model ini siswa dapat melakukan kegiatan membuat model yang sangat bermanfaat dalam mengembangkan konsep realisme bagi dirinya. Melalui kegiatan konstruksi, menciptakan dan membentuk objek tertentu mereka ditantang untuk memecahkan masalah-masalah pengajaran dalam berbagai bidang studi yang mereka pelajari. Melalui transformasi sederhana, menggunakan bahan-bahan murah para siswa menciptakan berbagai bentuk objek studi, sehingga hasil belajar lebih mendalam dan lebih mantap.

·         Peta dan Macamnya
Peta timbul adalah peta yang dapat menunjukkan tinggi rendahnya permukaan bumi. Secara fisik peta timbul adalah termasuk model lapangan juga, walaupun untuk obyek lokasi yang lebih luas. Peta timbul mempunyai ukuran panjang, lebar, dan dalam (lekukan relief). Keuntungan peta timbul jika dibandingkan dengan peta datar adalah lebih mudah memberikan pengertian atau gambaran tentang keadaan permukaan bumi.
Melihat peta timbul siswa memperoleh gambaran yang jelas tentang perbedaan letak tepi pantai, dataran rendah, dataran tinggi, pegunungan, gunung berapi, lembah, danau-danau, dan sebagainya. Siswa akan mudah memperoleh pengertian atau memahami mengapa tinggi tempat/gunung diukur dari permukaan air laut dan sebagainya.
Peta timbul dapat dibuat oleh guru oleh guru bersama siswa. Dengan demikian akan dapat memupuk daya kreasi dan imajinasi siswa. Disamping itu, dapat pula memupuk rasa tanggung jawab bersama terhadap hasil karya bersama. Berbagai macam bahan yang dapat dipakai untuk membuat peta timbul, antara lain: semen, tanah liat, serbuk gergaji, bubur kertas koran, dan lain-lain. Tentu saja pemilihan bahan yang akan dipakai harus disesuaikan dengan keperluan peta timbul yang akan dibuat. Misalnya apabila kita akan membuat peta timbul ukuran besar yang diletakkan dihalaman sekolah, lebih tepat bila menggunakan semen dan pasir. Sedangkan untuk membuat peta timbul yang dapat dipakai di dalam kelas dan dengan mudah dapat dibawa dari kelas yang satu ke kelas yang lain, lebih tepat kalau dibuat dari bahan yang ringan, yaitu bubur kertas koran.


2.      Model Penampang
Yaitu memperlihatkan bagaimana sebuah objek itu tampak, apabila bagian permukaannya diangkat untuk mengetahui susunan bagian dalamnya. Model ini berguna untuk mata pelajaran biologi, karena berfungsi untuk mengganti objek sesungguhnya. Beberapa contoh model penampang adalah:
§  Anatomi manusia dan hewan : mata, gigi, kepala, otak, tulang     belulang, paru-paru, jantung, bagian ginjal.
§      Kehidupan tumbuh-tumbuhan: daun, batang, tangkai, akar, biji, tunas, bunga, buah-buahan.

Model penampang dibuat dengan beberapa alasan yang antara lain benda aslinya tertutup dan terlalu besar atau terlalu kecil, misalnya gunung berapi, sedang murid memerlukan penjelasan tentang struk-tur bagian dalamnya.

Fungsi dari model ini adalah menggantikan objek sesungguhnya. Selain itu model penampang bisa memperjelas objek yang sebenarnya, karena bisa diperbesar atau diperkecil. Yang perlu diperhatikan dalam membuat model penampang adalah, hanya bagian-bagian terpenting saja yang harus ditonjolkan, biasanya dibubuhi warna-warna yang kontras, sedangkan rincian yang tidak begitu penting dihilangkan.

3.      Model Susun
Model susun terdiri dari beberapa bagian objek yang lengkap, atau sedikitnya suatu bagian penting dari objek itu. Contoh: anatomi manusia dan binatang, seperti: mata, telinga, jantung, tengkorak, otak.
Model susunan dimaksudkan struktur bagian dalam dari suatu benda, disamping memperlihatkan bagian dalam obyek juga dapat dilepas atau dipreteli untuk dipelajari satu per satu sehingga memperjelas pengertian. Dan bila sudah selesai dapat diletakkan kembali pada posisinya semula. Model ini dapat berupa variasi dari model irisan. Untuk model terbuka sebaiknya siswa disuruh hati-hati waktu mempelajarinya. Karena disamping mahal harganya, juga agak mudah rusak dan apabila alat penyetelnya rusak dapat mengganggu penampilan model tersebut dan mungkin tidak dapat disusun seperti semula.

·         Model Susunan
Model susunan dimaksudkan struktur bagian dalam dari
suatu benda, disamping memperlihatkan bagian dalam obyek
juga dapat dilepas atau dipreteli untuk dipelajari satu per satu
sehingga memperjelas pengertian.
Bila sudah selesai dapat diletakkan kembali pada posisinya
semula. Model ini dapat berupa variasi dari model irisan.
Model irisan sendiri dapat disebut model terbuka, karena
menggambarkan obyek yang aslinya dalam keadaan tertutup
ditampilkan dalam model yang terbuka. Untuk model terbuka
sebaiknya siswa disuruh hati-hati waktu mempelajarinya.
Karena disamping mahal harganya, juga agak mudah rusak
dan apabila alat penyetelnya rusak dapat mengganggu
penampilan model tersebut dan mungkin tidak dapat disusun
seperti semula.

4.      Model kerja
Model kerja adalah tiruan dari suatu objek yang memperlihatkan bagian luar dari objek asli dan mempunyai beberapa bagian dari benda yang sesungguhnya. Misalnya pembuatan alat pengukur kekuatan gempa (seismograg), pembuatan alat pengukur hujan (hygrometer), bendera angina, winscope tata surya dan sebagainya.

5.      Diorama
Diorama adalah medium berupa kotak atau bentuk tiga dimensi yang lain yang melukiskan suatu pemandangan yang mempunyai latar belakang dengan prespektif yang sebenarnya, sehingga menggambarkan suatu suasana yang sebenarnya. Diorama adalah merupakan gabungan antara model dengan gambar prespektif dalam suatu penampilan yang utuh. Dengan diorama kesan visual yang diperoleh siswa lebih hidup. Peragaan melalui medium diorama bisa dilengkapi dengan lampu warna tertentu sehingga lebih memberikan kesan hidup dan dramatis. Diorama dapat dibuat dalam ukuran yang diperkecil, tetapi dapat pula dibuat dalam ukuran yang sebenarnya.
Adapun objek yang dapat dibuat diorama, misalnya kampung nelayan di pantai, rumah adat atau perkampungan tradisional suku tertentu dengan aktivitas penghuninya atau dapat pula dibuat diorama yang menggambarkan suatu peristiwa penting masa lalu yang dicatat dalam sejarah. Diorama yang dibuat dengan ukuran besar/sebenarnya dapat anda temukan misalnya di lantai dasar Monumen Nasional (Monas), museum Lobang Buaya, Museum Stratria Mandala Jakarta, di samping diorama tersebut dibuat dengan ukuran besar juga dilengkapi dengan lampu sebagai pemberi suasana agar berkesan hidup. Selain sebagai hiasan juga berfungsi sebagai pendukung suasana, sehingga menjadi nampak lebih “hidup”.
§  Model Irisan
Untuk memperlihatkan struktur bagian dalam suatu bentuk atau obyek agar men-dapatkan pengertian yang jelas tentang bagian-bagiannya maka digunakanlah model irisan. Model irisan ini dibuat dengan beberapa alasan yang antara lain benda aslinya tertutup dan terlalu besar, misalnya gunung berapi, sedang murid memerlukan penjelasan tentang struk- tur bagian dalamnya. Alasan lain adalah alasan kesesuaian, misalnya untuk mendapat pema-haman yang jelas tentang struktur bagian dalam mata manusia, kita tidak mungkin membuat irisan langsung pada tubuh manusia, sekalipun sudah mati. Untuk itu diperlihatkan tiruan untuknya.
§  Model Lapangan
Model lapangan ini dibuat untuk menerangkan suatu daerah tertentu atau kondisi wilayah tertentu. Misalnya pelabuhan udara, daerah perkebunan, proyek perumahan, dan sebagainya, Model lapangan dibuat untuk memperjelas lokasi suatu bangunan tertentu. Tentu saja model lapangan ini perlu dilengkapi dengan berbagai bentuk model yang sedang disederhanakan. Biasanya model semacam ini disebut maket (maquette).Walaupun dilengkapi dengan berbagai model yang disederhanakan dan juga menggunakan prinsip model perbanding-an, dalam model ini yang diutamakan adalah bentuk kejelasan lokasinya. Dengan model ini orang yang akan mempelajari atau menyelidiki lokasi suatu daerah akan mendapat kejelasan yang memadai melalui model ini.


§  Globe
Globe adalah benda tiruan bentuk bumi yang diperkecil. Tujuan penggunaan globe adalah menunjukkan bentuk bumi yang sebenarnya dalam skala kecil, menunjukkan jarak pada suatu titik tertentu, menunjukkan skala- skala
tentang jarak pada lingkungan yang luas.

§  Boneka
Boneka adalah benda tiruan dari bentuk manusia dan binatang. Sebagai media
pendidikan, dalampenggunaan boneka dimainkan dalam bentuk sandiwara boneka
(diodrama).keuntungan menggunakan boneka:
Efisien terhadap waktu, tempat, biaya dan persiapan
Tidak memerlukan keterampilan yang rumit
Dapat mengembangkan imajinasi dan aktivitas anak dalam suasana gembira.
Supaya alat- alat visual tiga dimensi itu baik itu yang asli maupun contoh menjadi alat
peraga yang efektif. Ada beberpa persyaratan yang perlu diperhatikan:
Alat visual tiga dimensi harus dapat dilihat oleh semua yang sedang belajar
secara bersama
Beri kesempatan bagi mereka yang belajar untuk memeriksa alat- alat dimensi
yang digunakan
Gunakan alat peraga tambahan seperti gambar dua dimensi
Perhatikan alat- alat visual tiga dimensi itu pada waktu diperlukan saja.

§  Mock-up
Mock-up adalah alat tiruan tiga dimensi yang dapat memperlihatkan fungsi atau gerakan dari aspek tertentu saja dari benda, alat atau obyek yang akan diterangkan. Pada mock-up hanya nampak bagian yang penting yang perlu diperagakan gerakannya atau proses kerjanya kepada siswa, sedang bagian kecil lainnya yang dianggap tidak penting atau yang dapat mengganggu perhatian siswa dihilangkan.
Jadi sebenarnya mock-up terletak ditengah-tengah model tiruan dengan benda sebe-narnya. Dikatakan model tidak tepat, karena dapat memperlihatkan fungsi sebenarnya dari bagian alat itu, sebaliknya disebut benda sebenarnya juga tidak tepat, karena bagian-bagian lain dari bentuk benda aslinya yang tidak diterangkan, dihilangkan. Selain itu bahan baku yang dibuat untuk alat ini bisa dibuat dari bahan yang lain dari benda atau peralatan aslinya. Misalnya siswa waktu belajar tentang fungsi bel listrik.
§  Ritatoon
Ritatoon adalah serangkaian gambar berbingkai atau gambar seri. Jadi sebenarnya wujut gambarnya sendiri bukan tiga dimensi, melainkan dua dimensi.Tetapi karena perangkat untuk meletakkan gambar berbingkai tersebut tiga dimensi, maka ritatoon termasuk golongan media yang ujud perangkatnya tiga dimensi. Tempat gambar seri tersebut berupa sebuah papan yang diberi lajur-lajur berlobang/seperti parit untuk menempatkan bingkai-bingkai gambar tadi secara vertikal dan berjajar. Ritatoon terdiri dari seri beberapa gambar dapat 5 atau enam dan dapat pula lebih banyak lagi. Pada tiap gambar dibaliknya terdapat sketsa gambar yang serupa dengan gambar yang ditampilkan dengan sedikit keterangan tentang gambar tersebut. Satu set gambar seri yang dipersiapkan merupakan serangkaian gambar yang dapat menunjang pencapaian tujuan pembelajaran tertentu.
§  Rotatoon
Rotatoon sebenarnya prinsipnya adalah gambar seri juga. Bedanya dengan ritatoon adalah rotatoon merupakan gambar seri yang berhubungan. Rotatoon dibahas dalam media tiga dimensi bukan karena gambarnya, melainkan karena perangkat untuk menampilkan berujud tiga dimensi. Rotatoon sebenarnya adalah merupakan penggunaan semacam “wayang beber” yang disempurnakan. Dengan menggunakan kotak persegi panjang yang dilobangi bagian muka dan bagian belakangnya, sehingga dapat terlihat gambar-gambar yang telah digulung pada gulungan yang diletakkan pada bagian tepi kotak tersebut. Besar lobang yang kita buat adalah dengan perbandingan seperti pada layar televisi. Dengan alat pemutar gambar seri tersebut dapat ditampilkan secara berurutan. Dengan kata lain rotatoon adalah semacam film strip tanpa proyeksi. Lobang depan dibuat sedemikian rupa sehingga menyerupai layar telivisi dan dengan demikian akan menarik perhatian anak. Mengingat sebagian besar Sekolah Dasar di Indonesia belum memiliki alat-alat pro-yeksi dan banyak daerah belum berlistrik maka rotatoon dapat digunakan sebagai pengganti film strip. Sekali membuat rangkaian gambar/gulungan gambar seri, dapat dipakai berulang-ulang, asal disimpan dengan baik dan jangan sampai dibuat mainan sendiri oleh anak-anak.
Penggunaan ritatoon pada prinsipnya sama dengan gambar seri yang lain, yaitu pada bagian belakang setiap gambar tersebut dilengkapi sketsa dari gambar yang berada di depannya. Dengan cara demikian guru tidak perlu melihat lagi ke depan pada waktu menjelaskan atau menceritakan gambar tersebut. Untuk ukuran ideal sebuat rotatoon sebaiknya kita buat seperti proporsi lebarnya layar televisi. Jika kelas dapat melihat gambar secara jelas televisi yang berukuran 25 inci, maka lebar tempat gambar untuk rotatoon juga kita buat sebesar itu.

         B.     Prinsip Keefektifan Media Visual Tiga Dimensi
               Media visualah sangat banyak manfaat serta fungsinya. Media berbasis visual. Kita harus ingat bahwa manusia, khususnya siswa dapat menyerap suatu materi apabila materi yang diberikan dikemas dalam bentuk yang menarik dan mengesankan, sehingga materi yang mereka simak akan terus teringat-ingat di benak mereka.untuk itu, hadirkanlah media khususnya media visual dalam jenjang pendidikan tertentu,contohnya sekolah dasar, dengan maksud supaya pembelajaran menjadi lebih bermakana dan menarik serta tetap menguat system PAKEM (pembelajaran masa aktif kreatif , efektif ,dan, menyenangkan)
                 Supaya pembelajaran dapat bermakna, bukan hanya media yang menjadi faktor pendukungnya. Tetapi peranan guru atau pendidik sebagai motivator atau fasilitatorpun menjadi factor yang sangat penting, karena pendidik harus dapat merangsang dan memberikan dorongan untuk dapat menumbuh kembangkan kreativitas siswa sehingga aka terasa kebermaknaan nya suatu pembelajaran.serta guru harus menguasai betul bagaimana menerapkan media yang sesuai.
Secara garis besar prinsip pemilihan media visual di kategorikan sebagai berikut[2]:
          1. Ketepatan dalam pemilihan media visual,dimana menyebabkan proses pembelajaran menjadi lancer dan materi yang disamapaikan dapat dipahami oleh peserta didik.
          2. Buatlah media visual agar efektif yaitu bentuk media visual dibuat sesederhan mungkin agar mudah di pahami.
          3. Media visual yang dipilih harus sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
          4. Medi visual harus bersifat fleksibel, sehingga tidak menyulitkan peserta didik dalam memahami materi.
          5. Gunakan gambar untuk membedakan dua konsep yang berbeda.  
          6. Keterangan gambar harus dicantumkan secara garis besar dan penggunaan warna harus realistic.
    C.     Karakteristik Media Pemeblajaran Visual Tiga Dimensi
Karakteristik media dapat dilihat dari kemampuan membangkitkan rangsangan indra penglihatan, pendengaran, perabaan percakapan, maupun penciuman atau kesesuainnya dengan tingkat hirarki belajar. Secara umum karakteristik media tiga dimensi  adalah sebagai berikut:
·         Pesan yang sama dapat disebarkan keseluruh siswa secara serentak
·         Penyajiannya berada dalam kontrol guru
·         Cara penyimpanannya mudah (praktis)
·         Dapat mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan indera
·         Menyajikan objek-objek secara diam
·         Terkadang dalam penyajiannya memerlukan ruangan gelap 
·         Lebih mahal dari kelompok media grafis·         Sesuai untuk mengajarkan keterampilan tertentu
·         Sesuai untuk belajar secara berkelompok atau individual
·         Praktis digunakan untuk semua ukuran ruangan kelas
·         Mampu menyajikan teori dan praktik secara terpadu.


[1]Nova Sandewita, Media Pembelajaran, http://www.vhsende.blogspot.net// diakses  pada 2 april 2016 pukul  18.00 WIB.

[2]Agung Prabowo, Media Pembelajaran Media Visual, http://www.agungprabowo.blogspot.com/ diakses pada tanggal 4 April 2016 pukul 20.00 WIB

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda