Produksi Media 3 Dimensi
Produksi
Media Tiga Dimensi
Rabu, 30 Maret 2016
A.
Pengertian
Media Tiga Dimensi
Media adalah sebuah alat yang
mempunyai fungsi menyampaikan pesan (Bovee, 1997). Media pembelajaran
adalahsebuah alat yang berfungsi dan digunakan untuk menyampaikan pesan pembelajaran.[1]
Media
pembelajaran itu salah satunya berupa media pembelajaran tiga dimensi, yaitu
media yang tampilannya dapat diamati dari arah pandang mana saja dan
mempunyai dimensi panjang, lebar, dan tinggi/tebal. Media tiga
dimensi juga dapat diartikan sekelompok media tanpa proyeksi yang penyajiannya
secara visual tiga dimensi. Kelompok media ini dapat berwujud sebagai benda
asli baik hidup maupun mati, dan dapat berwujud sebagai tiruan yang mewakili
aslinya.
Media tiga dimensi adalah media yang
berupa model, boneka atau benda sesungguhnya. Model adalah tiruan tiga
dimensional dari beberapa objek nyata yang terlalu besar, terlalu jauh, terlalu
kecil, terlalu mahal, terlalu jarang atau terlalu ruwet untuk dibawa ke dalam
kelas dan dipelajari siswa dalam wujud aslinya.
Benda asli
ketika akan difungsikan sebagai media pembelajaran dapat dibawa langsung ke
kelas, atau siswa sekelas dikerahkan langsung ke dunia sesungguhnya di mana
benda asli itu berada. Apabila benda aslinya sulit untuk dibawa ke kelas atau
kelas tidak mungkin dihadapkan langsung ke tempat di mana benda itu berada,
maka benda tiruannya dapat pula berfungsi sebagai media pembelajaran yang efektif.
Media tiga dimensi yang
dapat diproduksi dengan mudah, adalah tergolong sederhana dalam penggunaan dan
pemanfaatannya, karena tanpa harus memerlukan keahlian khusus, dapat dibuat
sendiri oleh guru, bahannya mudah diperoleh di lingkungan sekitar.
Media tiga dimensi
dapat digolongkan jenis-jenisnya, adapun jenis-jenisnya sebagai berikut:
1.
Model
Padat
Yaitu memperlihatkan
bagian permukaan luar dari pada objek dan sering kali membuang bagian-bagian
yang membingungkan gagasan-gagasan utamanya dari bentuk, warna dan susunannya.
Contoh model padat yaitu boneka, bendera, bola, anatomi manusia. Guna model
padat untuk membantu dan melayani para siswa sebagai informasi berbagai
pengetahuan agar siswa lebih paham dalam pelajaran.
Dalam model ini siswa dapat
melakukan kegiatan membuat model yang sangat bermanfaat dalam mengembangkan
konsep realisme bagi dirinya. Melalui kegiatan konstruksi, menciptakan dan
membentuk objek tertentu mereka ditantang untuk memecahkan masalah-masalah
pengajaran dalam berbagai bidang studi yang mereka pelajari. Melalui
transformasi sederhana, menggunakan bahan-bahan murah para siswa menciptakan
berbagai bentuk objek studi, sehingga hasil belajar lebih mendalam dan lebih
mantap.
·
Peta
dan Macamnya
Peta timbul adalah peta yang dapat menunjukkan tinggi rendahnya
permukaan bumi. Secara fisik peta timbul adalah termasuk model lapangan juga,
walaupun untuk obyek lokasi yang lebih luas. Peta timbul mempunyai ukuran
panjang, lebar, dan dalam (lekukan relief). Keuntungan peta timbul jika
dibandingkan dengan peta datar adalah lebih mudah memberikan pengertian atau
gambaran tentang keadaan permukaan bumi.
Melihat peta timbul siswa memperoleh gambaran yang jelas tentang
perbedaan letak tepi pantai, dataran rendah, dataran tinggi, pegunungan, gunung
berapi, lembah, danau-danau, dan sebagainya. Siswa akan mudah memperoleh
pengertian atau memahami mengapa tinggi tempat/gunung diukur dari permukaan air
laut dan sebagainya.
Peta timbul dapat dibuat oleh guru oleh guru bersama siswa. Dengan demikian akan dapat memupuk daya kreasi dan imajinasi siswa. Disamping itu, dapat pula memupuk rasa tanggung jawab bersama terhadap hasil karya bersama. Berbagai macam bahan yang dapat dipakai untuk membuat peta timbul, antara lain: semen, tanah liat, serbuk gergaji, bubur kertas koran, dan lain-lain. Tentu saja pemilihan bahan yang akan dipakai harus disesuaikan dengan keperluan peta timbul yang akan dibuat. Misalnya apabila kita akan membuat peta timbul ukuran besar yang diletakkan dihalaman sekolah, lebih tepat bila menggunakan semen dan pasir. Sedangkan untuk membuat peta timbul yang dapat dipakai di dalam kelas dan dengan mudah dapat dibawa dari kelas yang satu ke kelas yang lain, lebih tepat kalau dibuat dari bahan yang ringan, yaitu bubur kertas koran.
Peta timbul dapat dibuat oleh guru oleh guru bersama siswa. Dengan demikian akan dapat memupuk daya kreasi dan imajinasi siswa. Disamping itu, dapat pula memupuk rasa tanggung jawab bersama terhadap hasil karya bersama. Berbagai macam bahan yang dapat dipakai untuk membuat peta timbul, antara lain: semen, tanah liat, serbuk gergaji, bubur kertas koran, dan lain-lain. Tentu saja pemilihan bahan yang akan dipakai harus disesuaikan dengan keperluan peta timbul yang akan dibuat. Misalnya apabila kita akan membuat peta timbul ukuran besar yang diletakkan dihalaman sekolah, lebih tepat bila menggunakan semen dan pasir. Sedangkan untuk membuat peta timbul yang dapat dipakai di dalam kelas dan dengan mudah dapat dibawa dari kelas yang satu ke kelas yang lain, lebih tepat kalau dibuat dari bahan yang ringan, yaitu bubur kertas koran.
2.
Model
Penampang
Yaitu memperlihatkan bagaimana sebuah objek itu
tampak, apabila bagian permukaannya diangkat untuk mengetahui susunan bagian
dalamnya. Model ini berguna untuk mata pelajaran biologi, karena berfungsi
untuk mengganti objek sesungguhnya. Beberapa contoh model penampang adalah:
§ Anatomi manusia dan hewan : mata, gigi, kepala,
otak, tulang belulang, paru-paru, jantung, bagian
ginjal.
§
Kehidupan tumbuh-tumbuhan: daun, batang, tangkai,
akar, biji, tunas, bunga, buah-buahan.
Model penampang dibuat
dengan beberapa alasan yang antara lain benda aslinya tertutup dan terlalu
besar atau terlalu kecil, misalnya gunung berapi, sedang murid memerlukan
penjelasan tentang struk-tur bagian dalamnya.
Fungsi dari model ini adalah menggantikan objek sesungguhnya. Selain itu
model penampang bisa memperjelas objek yang sebenarnya, karena bisa diperbesar
atau diperkecil. Yang perlu diperhatikan dalam membuat model penampang adalah,
hanya bagian-bagian terpenting saja yang harus ditonjolkan, biasanya dibubuhi
warna-warna yang kontras, sedangkan rincian yang tidak begitu penting
dihilangkan.
3.
Model
Susun
Model susun terdiri dari beberapa
bagian objek yang lengkap, atau sedikitnya suatu bagian penting dari objek itu.
Contoh: anatomi manusia dan binatang, seperti: mata, telinga, jantung,
tengkorak, otak.
Model
susunan dimaksudkan struktur bagian dalam dari suatu benda, disamping
memperlihatkan bagian dalam obyek juga dapat dilepas atau dipreteli untuk
dipelajari satu per satu sehingga memperjelas pengertian. Dan bila sudah
selesai dapat diletakkan kembali pada posisinya semula. Model ini dapat berupa
variasi dari model irisan. Untuk model terbuka sebaiknya siswa disuruh
hati-hati waktu mempelajarinya. Karena disamping mahal harganya, juga agak
mudah rusak dan apabila alat penyetelnya rusak dapat mengganggu penampilan
model tersebut dan mungkin tidak dapat disusun seperti semula.
·
Model
Susunan
Model susunan
dimaksudkan struktur bagian dalam dari
suatu benda, disamping memperlihatkan bagian dalam obyek
juga dapat dilepas atau dipreteli untuk dipelajari satu per satu
sehingga memperjelas pengertian.
Bila sudah
selesai dapat diletakkan kembali pada posisinya
semula. Model ini dapat berupa variasi dari model irisan.
Model irisan sendiri dapat disebut model terbuka, karena
menggambarkan obyek yang aslinya dalam keadaan tertutup
ditampilkan dalam model yang terbuka. Untuk model terbuka
sebaiknya siswa disuruh hati-hati waktu mempelajarinya.
Karena
disamping mahal harganya, juga agak mudah rusak
dan apabila alat penyetelnya rusak dapat mengganggu
penampilan model tersebut dan mungkin tidak dapat disusun
seperti
semula.
4.
Model
kerja
Model kerja adalah tiruan dari suatu objek yang memperlihatkan
bagian luar dari objek asli dan mempunyai beberapa bagian dari benda yang sesungguhnya.
Misalnya pembuatan alat pengukur kekuatan gempa (seismograg), pembuatan alat
pengukur hujan (hygrometer), bendera angina, winscope tata surya dan sebagainya.
5.
Diorama
Diorama
adalah medium berupa kotak atau bentuk tiga dimensi yang lain yang melukiskan
suatu pemandangan yang mempunyai latar belakang dengan prespektif yang
sebenarnya, sehingga menggambarkan suatu suasana yang sebenarnya. Diorama
adalah merupakan gabungan antara model dengan gambar prespektif dalam suatu
penampilan yang utuh. Dengan diorama kesan visual yang diperoleh siswa lebih
hidup. Peragaan melalui medium diorama bisa dilengkapi dengan lampu warna
tertentu sehingga lebih memberikan kesan hidup dan dramatis. Diorama dapat
dibuat dalam ukuran yang diperkecil, tetapi dapat pula dibuat dalam ukuran yang
sebenarnya.
Adapun objek yang dapat dibuat diorama, misalnya kampung nelayan di pantai, rumah adat atau perkampungan tradisional suku tertentu dengan aktivitas penghuninya atau dapat pula dibuat diorama yang menggambarkan suatu peristiwa penting masa lalu yang dicatat dalam sejarah. Diorama yang dibuat dengan ukuran besar/sebenarnya dapat anda temukan misalnya di lantai dasar Monumen Nasional (Monas), museum Lobang Buaya, Museum Stratria Mandala Jakarta, di samping diorama tersebut dibuat dengan ukuran besar juga dilengkapi dengan lampu sebagai pemberi suasana agar berkesan hidup. Selain sebagai hiasan juga berfungsi sebagai pendukung suasana, sehingga menjadi nampak lebih “hidup”.
Adapun objek yang dapat dibuat diorama, misalnya kampung nelayan di pantai, rumah adat atau perkampungan tradisional suku tertentu dengan aktivitas penghuninya atau dapat pula dibuat diorama yang menggambarkan suatu peristiwa penting masa lalu yang dicatat dalam sejarah. Diorama yang dibuat dengan ukuran besar/sebenarnya dapat anda temukan misalnya di lantai dasar Monumen Nasional (Monas), museum Lobang Buaya, Museum Stratria Mandala Jakarta, di samping diorama tersebut dibuat dengan ukuran besar juga dilengkapi dengan lampu sebagai pemberi suasana agar berkesan hidup. Selain sebagai hiasan juga berfungsi sebagai pendukung suasana, sehingga menjadi nampak lebih “hidup”.
§ Model Irisan
Untuk memperlihatkan struktur bagian dalam suatu bentuk atau obyek
agar men-dapatkan pengertian yang jelas tentang bagian-bagiannya maka
digunakanlah model irisan. Model irisan ini dibuat dengan beberapa alasan yang
antara lain benda aslinya tertutup dan terlalu besar, misalnya gunung berapi,
sedang murid memerlukan penjelasan tentang struk- tur bagian dalamnya. Alasan
lain adalah alasan kesesuaian, misalnya untuk mendapat pema-haman yang jelas
tentang struktur bagian dalam mata manusia, kita tidak mungkin membuat irisan
langsung pada tubuh manusia, sekalipun sudah mati. Untuk itu diperlihatkan
tiruan untuknya.
§ Model Lapangan
Model lapangan ini dibuat untuk menerangkan suatu daerah tertentu
atau kondisi wilayah tertentu. Misalnya pelabuhan udara, daerah perkebunan,
proyek perumahan, dan sebagainya, Model lapangan dibuat untuk memperjelas
lokasi suatu bangunan tertentu. Tentu saja model lapangan ini perlu dilengkapi
dengan berbagai bentuk model yang sedang disederhanakan. Biasanya model semacam
ini disebut maket (maquette).Walaupun dilengkapi dengan berbagai model yang
disederhanakan dan juga menggunakan prinsip model perbanding-an, dalam model
ini yang diutamakan adalah bentuk kejelasan lokasinya. Dengan model ini orang yang
akan mempelajari atau menyelidiki lokasi suatu daerah akan mendapat kejelasan
yang memadai melalui model ini.
§ Globe
Globe adalah
benda tiruan bentuk bumi yang diperkecil. Tujuan penggunaan globe adalah menunjukkan
bentuk bumi yang sebenarnya dalam skala kecil, menunjukkan jarak pada suatu
titik tertentu, menunjukkan skala- skala
tentang
jarak pada lingkungan yang luas.
§ Boneka
Boneka adalah benda tiruan dari bentuk manusia dan
binatang. Sebagai media
pendidikan, dalampenggunaan boneka dimainkan dalam bentuk
sandiwara boneka
(diodrama).keuntungan menggunakan boneka:
Efisien
terhadap waktu, tempat, biaya dan persiapan
Tidak
memerlukan keterampilan yang rumit
Dapat
mengembangkan imajinasi dan aktivitas anak dalam suasana gembira.
Supaya alat- alat visual tiga dimensi itu baik itu yang
asli maupun contoh menjadi alat
peraga yang efektif. Ada beberpa persyaratan yang perlu
diperhatikan:
Alat
visual tiga dimensi harus dapat dilihat oleh semua yang sedang belajar
secara bersama
Beri
kesempatan bagi mereka yang belajar untuk memeriksa alat- alat dimensi
yang digunakan
Gunakan
alat peraga tambahan seperti gambar dua dimensi
Perhatikan
alat- alat visual tiga dimensi itu pada waktu diperlukan saja.
§ Mock-up
Mock-up adalah alat tiruan tiga dimensi yang dapat memperlihatkan
fungsi atau gerakan dari aspek tertentu saja dari benda, alat atau obyek yang
akan diterangkan. Pada mock-up hanya nampak bagian yang penting yang perlu
diperagakan gerakannya atau proses kerjanya kepada siswa, sedang bagian kecil lainnya
yang dianggap tidak penting atau yang dapat mengganggu perhatian siswa
dihilangkan.
Jadi sebenarnya mock-up terletak ditengah-tengah model tiruan
dengan benda sebe-narnya. Dikatakan model tidak tepat, karena dapat
memperlihatkan fungsi sebenarnya dari bagian alat itu, sebaliknya disebut benda
sebenarnya juga tidak tepat, karena bagian-bagian lain dari bentuk benda
aslinya yang tidak diterangkan, dihilangkan. Selain itu bahan baku yang dibuat
untuk alat ini bisa dibuat dari bahan yang lain dari benda atau peralatan
aslinya. Misalnya siswa waktu belajar tentang fungsi bel listrik.
§ Ritatoon
Ritatoon adalah serangkaian gambar berbingkai atau gambar seri.
Jadi sebenarnya wujut gambarnya sendiri bukan tiga dimensi, melainkan dua
dimensi.Tetapi karena perangkat untuk meletakkan gambar berbingkai tersebut
tiga dimensi, maka ritatoon termasuk golongan media yang ujud perangkatnya tiga
dimensi. Tempat gambar seri tersebut berupa sebuah papan yang diberi
lajur-lajur berlobang/seperti parit untuk menempatkan bingkai-bingkai gambar
tadi secara vertikal dan berjajar. Ritatoon terdiri dari seri beberapa gambar
dapat 5 atau enam dan dapat pula lebih banyak lagi. Pada tiap gambar dibaliknya
terdapat sketsa gambar yang serupa dengan gambar yang ditampilkan dengan sedikit
keterangan tentang gambar tersebut. Satu set gambar seri yang dipersiapkan
merupakan serangkaian gambar yang dapat menunjang pencapaian tujuan
pembelajaran tertentu.
§ Rotatoon
Rotatoon sebenarnya prinsipnya adalah gambar seri juga.
Bedanya dengan ritatoon adalah rotatoon merupakan gambar seri yang berhubungan.
Rotatoon dibahas dalam media tiga dimensi bukan karena gambarnya, melainkan
karena perangkat untuk menampilkan berujud tiga dimensi. Rotatoon sebenarnya
adalah merupakan penggunaan semacam “wayang beber” yang disempurnakan. Dengan
menggunakan kotak persegi panjang yang dilobangi bagian muka dan bagian
belakangnya, sehingga dapat terlihat gambar-gambar yang telah digulung pada
gulungan yang diletakkan pada bagian tepi kotak tersebut. Besar lobang yang
kita buat adalah dengan perbandingan seperti pada layar televisi. Dengan alat
pemutar gambar seri tersebut dapat ditampilkan secara berurutan. Dengan kata
lain rotatoon adalah semacam film strip tanpa proyeksi. Lobang depan dibuat
sedemikian rupa sehingga menyerupai layar telivisi dan dengan demikian akan
menarik perhatian anak. Mengingat sebagian besar Sekolah Dasar di Indonesia
belum memiliki alat-alat pro-yeksi dan banyak daerah belum berlistrik maka
rotatoon dapat digunakan sebagai pengganti film strip. Sekali membuat rangkaian
gambar/gulungan gambar seri, dapat dipakai berulang-ulang, asal disimpan dengan
baik dan jangan sampai dibuat mainan sendiri oleh anak-anak.
Penggunaan ritatoon pada prinsipnya sama dengan gambar seri yang lain, yaitu pada bagian belakang setiap gambar tersebut dilengkapi sketsa dari gambar yang berada di depannya. Dengan cara demikian guru tidak perlu melihat lagi ke depan pada waktu menjelaskan atau menceritakan gambar tersebut. Untuk ukuran ideal sebuat rotatoon sebaiknya kita buat seperti proporsi lebarnya layar televisi. Jika kelas dapat melihat gambar secara jelas televisi yang berukuran 25 inci, maka lebar tempat gambar untuk rotatoon juga kita buat sebesar itu.
Penggunaan ritatoon pada prinsipnya sama dengan gambar seri yang lain, yaitu pada bagian belakang setiap gambar tersebut dilengkapi sketsa dari gambar yang berada di depannya. Dengan cara demikian guru tidak perlu melihat lagi ke depan pada waktu menjelaskan atau menceritakan gambar tersebut. Untuk ukuran ideal sebuat rotatoon sebaiknya kita buat seperti proporsi lebarnya layar televisi. Jika kelas dapat melihat gambar secara jelas televisi yang berukuran 25 inci, maka lebar tempat gambar untuk rotatoon juga kita buat sebesar itu.
B.
Prinsip
Keefektifan Media Visual Tiga Dimensi
Media
visualah sangat banyak manfaat serta fungsinya. Media berbasis visual. Kita
harus ingat bahwa manusia, khususnya siswa dapat menyerap suatu materi apabila
materi yang diberikan dikemas dalam bentuk yang menarik dan mengesankan,
sehingga materi yang mereka simak akan terus teringat-ingat di benak
mereka.untuk itu, hadirkanlah media khususnya media visual dalam jenjang
pendidikan tertentu,contohnya sekolah dasar, dengan maksud supaya pembelajaran
menjadi lebih bermakana dan menarik serta tetap menguat system PAKEM (pembelajaran
masa aktif kreatif , efektif ,dan, menyenangkan)Supaya pembelajaran dapat bermakna, bukan hanya media yang menjadi faktor pendukungnya. Tetapi peranan guru atau pendidik sebagai motivator atau fasilitatorpun menjadi factor yang sangat penting, karena pendidik harus dapat merangsang dan memberikan dorongan untuk dapat menumbuh kembangkan kreativitas siswa sehingga aka terasa kebermaknaan nya suatu pembelajaran.serta guru harus menguasai betul bagaimana menerapkan media yang sesuai.
Secara garis besar prinsip pemilihan media visual di kategorikan sebagai berikut[2]:
1. Ketepatan dalam pemilihan media visual,dimana menyebabkan proses pembelajaran menjadi lancer dan materi yang disamapaikan dapat dipahami oleh peserta didik.
2. Buatlah media visual agar efektif yaitu bentuk media visual dibuat sesederhan mungkin agar mudah di pahami.
3. Media visual yang dipilih harus sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
4. Medi visual harus bersifat fleksibel, sehingga tidak menyulitkan peserta didik dalam memahami materi.
5. Gunakan gambar untuk membedakan dua konsep yang berbeda.
6. Keterangan gambar harus dicantumkan secara garis besar dan penggunaan warna harus realistic.
C.
Karakteristik
Media Pemeblajaran Visual Tiga Dimensi
Karakteristik
media dapat dilihat dari kemampuan membangkitkan rangsangan indra penglihatan,
pendengaran, perabaan percakapan, maupun penciuman atau kesesuainnya dengan
tingkat hirarki belajar. Secara umum karakteristik media tiga dimensi
adalah sebagai berikut:
· Pesan yang sama dapat disebarkan keseluruh siswa
secara serentak
· Penyajiannya berada dalam kontrol guru
· Cara penyimpanannya mudah (praktis)
· Dapat mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan indera
· Menyajikan objek-objek secara diam
·
Terkadang dalam penyajiannya memerlukan ruangan gelap · Lebih mahal dari kelompok media grafis· Sesuai untuk mengajarkan keterampilan tertentu
· Sesuai untuk belajar secara berkelompok atau
individual
· Praktis digunakan untuk semua ukuran ruangan kelas
· Mampu menyajikan teori dan praktik secara terpadu.
[1]Nova
Sandewita, Media Pembelajaran, http://www.vhsende.blogspot.net//
diakses pada 2 april 2016 pukul 18.00 WIB.
[2]Agung Prabowo,
Media Pembelajaran Media Visual, http://www.agungprabowo.blogspot.com/ diakses pada
tanggal 4 April 2016 pukul 20.00 WIB
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda